Ramadan yang Berbeda Di Latimojong

Tidak terasa kita bertemu lagi dengan Ramadan. Seperti yang sudah-sudah, Ramadan memang selalu mengurai kenangan, terbentang bagai lukisan terpanjang, tak pernah bertepi dan selalu ada yang menggoda, kata Dik Doank. Apalagi bagi kita yang baru saja ditinggal pergi oleh orang-orang terdekat, menghadap Yang Maha Kuasa, tentu akan sangat terasa. Rumah yang dulunya masih ramai dalam suasana sahur pun buka, berubah dengan suasana yang berbeda, tak seperti biasa, ada saja yang terasa berkurang walau pun yang tersaji di meja, lebih dari cukup untuk membangun tubuh yang sehat.

Continue reading “Ramadan yang Berbeda Di Latimojong”

Pinus Monster Baik Untuk Kakao

Pengembangan kakao di bawah tegakan pinus akan memberi nilai ganda. Selain mendapatkan penaungan dari tajuk pinus, juga mendapatkan perlindungan ekstra dari pengendali jamur. Tidak cukup dengan itu, mikoriza juga dikenal sebagai pelarut pospat dan bahan anorganik sehingga mampu meningkatkan jumlah nutrisi tersedia dalam tanah.

Pagi ini (15 Februari 2023), seperti pagi-pagi sebelumnya, dalam beberapa hari terakhir. Langit bermega jelaga dalam kejenuhan. Hujan tak terhindarkan lagi, angin menyertai melambikan segala yang goyah, menyuarakan deru. Harapan cerah tak boleh padam sebab janji telah terpatri. Semesta mendukung, hari berangsur cerah satu jam menjelang forum diskusi. Dalam balutan mantel plastik tipis, saya dan beberapa kawan dalam tim Sulawesi Community Foundation (SCF) segera melajukan kendaraan roda dua dalam rinai. Ismail menjadi joki yang diandalkan sejauh ini, mengantar sekaligus notulensi saat diskusi berlangsung.

Continue reading “Pinus Monster Baik Untuk Kakao”

Bakti Tani; Hobi dalam Balutan Pengabdian

Mega hitam berarak hingga bergelayutan di langit selatan Kota Makassar pada jumat pagi (26 Maret 2021). Meskipun Deddy Dorres dalam lagunya mengatakan bahwa, mendung tak berarti hujan, beberapa informasi yang saya kumpulkan membawa saya pada kesimpulan, kalau akan terjadi hujan pada daerah yang saya tuju selepas paruh hari. Itu pula yang membuat saya berinisiatif untuk berangkat lebih awal dari rencana saya sebelumnya, hingga lupa mengabari seorang kawan yang mulanya ingin berangkat bersama. Jika pada jumat sebelumnya, saat menyusuri arah selatan Makassar dengan cuaca yang terik, kali ini lebih teduh sepanjang jalan. Saya malah berpikir untuk mampir di suatu tempat dengan saujana hijau membentang untuk menikmati bekal saya.

Setelah mencapai patung kuda Kota Jeneponto, kendaraan saya belokkan ke arah kiri menuju Kecamatan Rumbia. Tujuan akhir saya adalah Desa Bontomanai. Mungkin saja saya sering melewati desa itu beberapa tahun lalu, saat banyak berkeliaran di Kelara hingga Malakaji. Tetapi dari seorang kawan yang akamsi (anak kampung sini), sebut saja Fathul, saya banyak menggali informasi termasuk kondisi cuaca harian belakangan ini. Dari informasi itu saya bisa mengatur apa yang mesti saya bawa dan apa yang tidak perlu. Perlengkapan tidur misalnya, saya tidak perlu membawa sleeping bag, cukup cotton liner agar tidak kegerahan.

Kelokan Sungai Kelara di Tolo Utara, Jeneponto.
Continue reading “Bakti Tani; Hobi dalam Balutan Pengabdian”